HM Syarbani Haira, Pimpinan Baznas Kalsel

Kalseltoday.com, Banjarmasin -  Kunci sukses kehidupan manusia di bumi ini, tentu berbeda-beda satu sama lain. Ini mirip-mirip pengukuran indeks kebahagiaan hidup yang sudah dikaji lembaga dunia, UNDP. Dalam hal ini negara-negara kaya dan maju belum tentu bahagia. Sedang di negara-negara miskin dan terkebelakang, belum tentu menderita.


Untuk sebuah inspirasi, kaum muda bisa belajar dari tokoh-sukses dan berprestasi di banyak negara, baik sebagai ilmuan, negarawan, politisi, ekonom, pengusaha, dan sebagainya. Dari figure-figur tersebut, kaum muda Indonesia bisa saja mendapatkan inspirasi, sehingga pada saatnya akan menjadi sukses saat hidup di dunia ini. Ulet, inovative dan kreative, setidaknya bisa menjadi kunci suksesnya anak muda.


Contoh tentang manusia yang sukses, berprestasi, serta berhasil, dalam bidangnya masing lumayan banyak. Mereka sukses sesuai bidang dan profesinya masing-masing. Mereka memiliki bidang garapan dan profesi sendiri-sendiri, misalnya sebagai ilmuan akademisi, negawaran politisi, dan kalangan pengusaha.


Salah satu di antaranya adalah Presiden AS, Barack Obama, atau Presiden RI Joko Widodo. Ada pula pengusaha seperti mantan Menteri Kelautan Bu Susi, Mendikbud Ristek Mas Nadiem Makarim, serta sejumlah nama hebat seperti Bob Sadino, Chairul Tanjung, Elun Musk, Stephen Hawking, dan sebagainya.


Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah kelompok-kelompok yang sukses sebagai pengusaha di dunia internasional. Beberapa nama besar di aataranya adalah, Jack Ma, Steve Jobs, Bill Gates, Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, Arianna Huffington, Sir James Dyson, Oprah Winfrey, Kevin Plank, Evan Williams dan sebagainya.


Mereka itu telah berkarya, dan sukses dibidangnya masing-masing. Nama-nama itu bisa saja debatable, tetapi minimal kita bisa melihat karya mereka, yang patut dijadikan referensi dalam membangun generasi muda Indonesia. Mereka juga sangat inspirative, dan mencengangkan, sekaligus mengagumkan.


Barack Obama misalnya, sangat fenomenal. Bagaimana bisa, seseorang yang berlatar belakang Africa hitam, dari keturunan orang tua (ayah) yang muslim, adalah orang pertama dipercaya sebagai presiden di negeri adidaya, Paman Sam. Ini negara kuat dan maju, Republik Federal Amerika Serikat. Figur ini bisa menjadi presiden selama dua periuode. Kenapa bisa ? Ya, karena ia ber-prestasi. Bisa jadi orang sukses.


Hal serupa juga pada Joko Widodo, presiden RI sekarang. Anak tukang kayu ini menyelesaikan studi di Fakultas Kehutanan UGM. Usai kuliah, ia meneruskan usaha orang tuanya, pembuat kursi berbahan kayu. Tak lama setelah reformasi, ia dipercaya menjadi Walikota Solo, selama dua periode. Kemudian malah menjadi Gubernur Jakarta, dan bahkan sejak 2014 lalu terpilih menjadi Presiden RI, hingga sekarasng.


Ini tentu sangat inspirative, dan bisa menjadi model bagi kalangan generasi Indonesia, baik masa sekarang atau masa mendatang Sebagai anak muda, berkreasi lebih baik dan positive, ketimbang menjadi generasi yang hanya suka menjadi pe-minta-minta. Ini bisa merusak mental, kontra productive dengan dinamika zaman Muhammad Rasulullah SAW.


Dalam perspective Islam, manusia sukses, hebat dan inspiratrive tentu saja Rasulullah, Muhammad SAW. Bagaimana bisa, nabi ulul azmi yang tidak bisa membaca ini bisa merubah dunia. Dari alam kegelapan kaum Quraish, kepada alam yang terang benderang, umat Islam yang kini sangat berperadaban.


Masyarakat Arab jahiliyah, dan sekitarnya, dulu sangat primitive. Mereka memberlakukan perbudakan, menjual manusia. Mereka juga membunuh hidup-hidup anak perempuan. Mengambil perempuan berdasar selera sendiri. Berbisnis dengan cara yang culas. Penipuan terjadi di sana-sini, pemalakan dan pembunuhan adalah sesuatu yang lumrah, dan berbagai perilaku buruk lainnya. Kehidupan masyarakat se kawasan itu sangatlah gelap, tak berbudaya. Maka itu disebut sebagai masyarakat jahiliyan, masyarakat bodoh, jahlun.


Kehadiran Muhammad SAW membawa peradaban. Membangun kebudayaan. Pancaran Islam kemudian terbangun suasana baru, semakin elegan. Mulai dari semenanjung Arab seperti Yaman, hingga kawasan tanduk Afrika seperti Maroko, Al-Jazair dan Ghana, bahkan belakangan masuk ke kawasan Asia dan Eropa, prestasi kehidupan terus mereka torehkan. Itu hanaya dalam waktu yang singkat, peradaban Islkam mencerahkan dunia, hingga sekarang.


Semua itu adalah prestasi seorang Muhammad SAW, keturuhan Bani Muthalib yang terus memancarkan sinar Islam ke berbagai pelosok dunia. Lebih hebat lagi, saat penduduk dunia kini mencapai 8 milyar, setidaknya 2 milyar di antaranya rutin, tak pernah berhenti meneriakkan syahadah, pengakuan, bahwa Muhammad itu adalah Rasulullah SAW, melalui azan yang terus berputar, mereka gelorakan sehari semalam, tanpa henti, sesuai jadwal di kawasan mereka masing-masing.


Misalnya saat kaum muslimin nusantara azan subuh, yang bersahutan dari Sabang hingga Merauke, ternyata kaum muslimin di belahan dunia lainnya, di Amerika Serikat, azan magrib mulai dari kawasan New York, hingga kawasan Los Angeles dan sekitarnya. Begitu juga dengan daerah dan negara-negara lainnya, seperti Kanada. Semua azan mengucapkan pengakuan yang sama, Asyhadu an la’ilaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, dengan nada dan irama yang merdu dan bergiliran satu sama lain.


Itu sebabnya seorang penulis buku story, Michael Hart, orientalis beragama Kristen, menempatkan Muhammad, Rasulullah SAW sebagai tokoh nomor 1 dunia, mengalahkan Isa al-Masih, Isac Newton, penemu listik, grativikasi bumi, kimia, fisika, dan tokoh-tokoh hebat dunia lainnya yang memiliki kepakaran ilmu dibidangnya masing-masing.


Lantas, apa rumusnya untuk menjadi sukses? Ini sangat tergantung dari perspektive masing-masing. Bagi umat Islam khususnya, umat Muhammad SAW, seseorang bisa menjadi tokoh sukses dunia dan akhirat, tentu yang sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri, dalam hal ini sedikitnya ada 3 faktor penting, yakni : ikhtiar, doa dan tawakal. Jika mau dikembangkan, masih banyak variable lainnya yang urgent, yang bisa dijadikan rujukan dan landasan pemikiran.


Tantangan Bangsa

Negeri Indonesia saat ini terus bersaing bersama sejumlah negeri lainnya dari berbagai belahan dunia lainnya. Negeri ini terus memacu bangsanya, khususnya generasi mudanya, untuk menyiapkan diri sebagai generasi penerus yang memiliki prestasi dan keunggulan-keunggulan lainnya. Di antaranya regulasi negara yang memberikan fellowshif kepada anak-anak bangsa yang berprestasi dan memiliki minat yang besar untuk maju dan berprestasi.


Gagasan ini bisa dilihat dari kebijakan yang diambil oleh negara, seperti mudahnya mendirikan banyak lembaga pendidikan tinggi, baik yang dikelola oleh negara atau pihak swasta. Tidak hanya itu, negara juga mengalokasikan anggaran pembangunan yang besar, untuk membantu anak-anak yang kurang mampu melalui beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar).


Sedangkan untuk anak-anak yang berprestasi lainnya juga disediakan pula beasiswa LPDP, dengan dana yang besar. Program ini merupakan kerjasama Menteri Pendidikan dan Menteri Keuangan, baik untuk di dalam negeri dan di luar negeri. Penerima beasiswa ini bisa meneruskan studinya hingga ke jenjang paling tinggi, program doktor, yang hasilnya hari ini sudah dirasakan.


Tak ketinggalan pula sejumlah lembaga pemerintah lainnya seperti perbankan, BUMN dan perusahaan swasta, ikut serta mengalokasikan dananya untuk membantu anak-anak muda Indonesia untuk meneruskan studinya. Termasuk Lembaga Baznas, Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah, yang difasilitasi negara, mengalokasikan beasiswanya, khususnsya pada generasi yang tidak mampu, baik studi di dalam negeri atau di luar negeri.


Kaum muda, dan para mahasiswa khususnya, kini punya peluang besar untuk membesarkan dirinya. Meneruskan studi. Kenapa ? Karena negara membuka lebar membantunya, dengan memberikan beasiswa. Ada LPDP, ada KIP, dan sebagainya. Sejumlah perusahaan pemerintah seperti perbankan, serta pihak swasta pun ikut serta. Bahkan lembaga pemerintah non structural, seperti BAZNAS juga mengalokasi beasiswa, dalam dan luar negeri. Ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para anak muda.


Menyongsong masa depan yang semakin kompetitive, belajar yang rajin adalah modal untuk berprestasi, serta unggul dalam percaturan kaum muda. Karena, ke depan, negara membutuhkan generasi muda yang unggul dan berprestasi itu. Mereka yang masih males dan tidak productive, akan ketinggalan.


Adanya IKN Baru (Ibu Kota Nusantara) di Kalimantan Timur, yang akan beroiperasi sejak 2024 mendatang, juga memerlukan sejumlah sumber-daya yang berkualitas, dan productive. Maka itu, kaum muda Indonesia harus memanfaatkanlah kesempatan inji dengan belajar dan menempa diri dengan sebaik-baiknya.


Selain itu, kepada kaum muda nusantara sebagai generasi pewaris bangsa, hendaknya harus memiliki tekad yang kuat untuk maju. Memiliki wartak yang dinamis, dan jangan cepat merasa puas dan sukses. Tempa diri dengan sebaiknya, lanjutkan studinya jika ada kesempatan. Saya sendiri dan beberapa anak muda nusantara, pernah menjadi penerima fellowshif Ford Foudation dari Amerika Serikat. Sekarang ini umumnya mereka menjadi orang-orang sukses.


Selain itu sejumlah lembaga yang memberi beasiswa sudah sangat banyak. Tinggal kita saja yang mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. LPDP saja masih tersedia luas, apalagi yang dari luar negeri. Kementerian Agama bahkan memiliki program beasiswa untuk 5.000 doktor. Jadi ini harus dimanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Mumpung masih muda, nanti saat tua sudah menikmati hasil usaha.


*)HM Syarbani Haira, Pimpinan Baznas Kalimantan Selatan