Berita

Breaking News

Memperingati 28 Tahun Tragedi Jumat Kelabu Banjarmasin 23 Mei 1997 : Ratusan Nyawa Melayang


BANJARMASIN,  kalseltoday.com  — Dua puluh delapan tahun telah berlalu sejak Tragedi Jumat Kelabu mengguncang Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

Peristiwa yang terjadi pada Jumat, 23 Mei 1997, itu menjadi salah satu tragedi sosial dan politik paling berdarah dalam sejarah Pemilu Orde Baru.

Kerusuhan dipicu oleh ketegangan saat kampanye akbar Partai Golkar di hari terakhir masa kampanye Pemilu 1997. 

Lokasi kampanye yang berdekatan dengan Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan Masjid Noor di Jalan Pangeran Samudera mengganggu jalannya ibadah salat Jumat, memicu kemarahan sejumlah jemaah dan warga. Ketegangan berubah menjadi bentrokan antara simpatisan partai, warga lokal, dan aparat keamanan.

Situasi cepat memburuk. Massa mengamuk, melakukan pembakaran dan penjarahan di berbagai titik strategis kota, termasuk pusat perbelanjaan seperti Mitra Plaza, Pasar Sentra Antasari, Junjung Buih Plaza, serta pemukiman dan rumah ibadah. 

Gereja, rumah toko (ruko), dan fasilitas publik lainnya juga menjadi sasaran amuk massa.

Data resmi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan sejumlah laporan media menyebutkan bahwa tragedi ini menelan sedikitnya 123 korban jiwa, dengan 118 orang luka-luka, dan 179 orang dinyatakan hilang

Ratusan bangunan hangus terbakar, sementara kerugian materi mencapai miliaran rupiah.

Lebih dari sekadar kerusuhan, Tragedi Jumat Kelabu merefleksikan kompleksitas konflik politik, sosial, agama, dan etnis yang selama ini ditekan oleh kekuasaan represif Orde Baru.

Insiden ini menjadi salah satu indikator awal ketidakstabilan nasional yang memuncak pada kejatuhan Presiden Soeharto setahun kemudian, pada Mei 1998

Kini, tragedi itu dikenang sebagai pelajaran penting tentang pentingnya toleransi, demokrasi yang adil, dan pengelolaan konflik secara damai.(@DW)

© Copyright 2022 - Kalsel Today