Oleh. DR. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep. Ns., M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA (Reviewer Jurnal PRAJA Observer: Jurnal Penelitian Administrasi Publik)
Ali bin Abi Thalib, sebuah nama yang terukir dalam sejarah dengan tinta kebijaksanaan dan keberanian. Ia bukan hanya sepupu dan sahabat Rasulullah SAW, tetapi juga seorang pemimpin yang menapak jalan kebenaran dengan penuh keteguhan hati. Sejak kelahirannya di Makkah pada tanggal 13 Rajab, takdir seolah telah menuliskan namanya sebagai seorang yang akan menorehkan sejarah besar dalam perjalanan Islam.
Di bawah asuhan langsung Nabi Muhammad SAW, Ali tumbuh menjadi sosok yang dikenal akan kecerdasannya. Bukan hanya sekali atau dua kali, bahkan para khalifah sebelumnya, seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman, sering datang kepadanya untuk meminta pandangan dalam memecahkan berbagai persoalan yang sulit. Ali, dengan kepiawaiannya dalam berpikir dan bertindak, selalu mampu menawarkan solusi yang bijaksana.
Menjelang akhir kepemimpinan Utsman bin Affan, suasana politik di Madinah semakin memanas. Ketika Utsman wafat, rakyat menoleh pada Ali bin Abi Thalib sebagai sosok yang dianggap mampu memimpin umat pada masa-masa sulit. Pada tahun 35 Hijriah, Ali pun diangkat menjadi khalifah, menggantikan Utsman, dan membawa Islam memasuki babak baru.
Kekhalifahan Ali mungkin hanya berlangsung selama lima tahun, tetapi dalam kurun waktu singkat itu, ia berhasil mencapai berbagai kemajuan yang tak bisa diabaikan. Ali adalah pemimpin yang berakhlak mulia, yang tak segan-segan berkeliling di tengah rakyatnya, mendengarkan keluhan, memberikan nasihat, dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada.
Salah satu prestasi besar yang dicapai Ali adalah pembenahan struktur pemerintahan. Dengan tegas, ia mengganti para pejabat yang dianggap kurang kompeten, demi menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien. Ali juga mengambil langkah berani dalam menangani keuangan negara. Pada masa sebelumnya, banyak pejabat yang mendapatkan kekayaan dengan cara-cara yang tidak benar. Ali menyita harta yang diperoleh secara tidak sah tersebut dan mengembalikannya ke Baitul Mal, demi kepentingan rakyat banyak.
Ali bin Abi Thalib juga dikenal sebagai khalifah yang sangat peduli terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu warisan terbesar yang ditinggalkannya adalah pengembangan ilmu nahwu, yang diinisiasi oleh Abu Aswad ad Duali atas perintah Ali. Dengan adanya ilmu nahwu, masyarakat non-Arab dapat mempelajari Al-Qur’an dan hadits dengan lebih mudah dan benar, sehingga memperkuat fondasi agama di berbagai belahan dunia.
Tak hanya di bidang ilmu pengetahuan, Ali juga berhasil melakukan pembangunan fisik yang signifikan, terutama di Kota Kuffah. Kota ini awalnya dibangun sebagai pusat pertahanan, tetapi di bawah kepemimpinan Ali, Kuffah berkembang menjadi pusat keilmuan, di mana ilmu tafsir, hadits, nahwu, dan pengetahuan lainnya tumbuh subur.
Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin yang menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan, namun pemikirannya melampaui zamannya. Ia adalah bintang yang bersinar dalam malam gelap sejarah, menjadi petunjuk arah bagi mereka yang mencari cahaya kebenaran. Seperti sebatang pohon kurma yang menjulang di tengah gurun, memberikan keteduhan dan buah yang manis bagi siapa saja yang singgah, demikianlah kepemimpinan Ali yang terus memberikan manfaat dan inspirasi bagi umat hingga kini.
Kuliah Malam Jum’at dari Pengajian Rutin MULIA HATI Banjarmasin ini mengingatkan kita bahwa dalam kepemimpinan yang penuh kebijakan dan keadilan, terkandung kekuatan yang mampu mengubah dunia. Semoga setiap kata yang disampaikan pada malam ini menjadi benih kebijaksanaan yang tumbuh subur dalam hati kita, hingga suatu hari nanti, kita pun bisa menjadi pribadi yang memberikan manfaat bagi sesama, seperti Ali bin Abi Thalib. “Seperti cahaya lilin yang menerangi kegelapan, keberanian dan kebijaksanaan akan selalu menemukan jalannya.”
Materi ini dipersembahkan oleh Pengajian Rutin MULIA HATI Banjarmasin, dan dapat disaksikan langsung melalui Live IG “rosehanku” setiap Jum’at malam pukul 20.30 hingga selesai.
Berita