Pendahuluan
Keselamatan pasien merupakan salah satu fokus utama dalam sistem kesehatan global, dan tidak ada waktu yang lebih baik untuk mendiskusikannya selain dalam sebuah konferensi yang didedikasikan khusus untuk itu. Pada hari kedua konferensi ISQua, diskusi yang mendalam tentang keselamatan pasien dibuka dengan membagi peserta menjadi lima kelompok. Setiap kelompok diminta untuk menyajikan ide-ide praktis untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit, dengan Kelompok 1 menghadirkan solusi kreatif menggunakan teknologi aplikasi. Ide ini menggema seiring dengan pembahasan yang lebih luas tentang bagaimana teknologi dapat memainkan peran penting dalam mencegah bahaya terkait obat-obatan dan meningkatkan pengalaman pasien secara keseluruhan.
Namun, teknologi hanyalah sebagian dari puzzle keselamatan pasien yang lebih besar. Seperti yang dijelaskan dalam Oxford Professional Practice: Handbook of Patient Safety, keselamatan pasien adalah gabungan antara teknologi, proses, dan budaya yang bekerja bersama untuk melindungi pasien dari bahaya yang bisa dicegah. Oleh karena itu, penting untuk melihat bagaimana ide-ide seperti yang dipresentasikan oleh Kelompok 1 dapat berintegrasi dengan teori-teori keselamatan pasien yang lebih mendalam.
Inovasi Kelompok 1: Keselamatan Pasien Melalui Aplikasi
Dalam sesi hari kedua ISQua, Kelompok 1 menyajikan ide brilian tentang bagaimana aplikasi dapat digunakan untuk mendukung keselamatan pasien di rumah sakit, khususnya terkait pencegahan bahaya yang ditimbulkan oleh kesalahan pengobatan. Mereka mengusulkan sebuah aplikasi yang memfasilitasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan, mempermudah pasien untuk memberikan umpan balik secara langsung terkait perawatan yang mereka terima. Aplikasi ini juga dilengkapi yang tentu dengan fitur yang memungkinkan keluarga pasien untuk berbagi pandangan mereka, dengan harapan bahwa komunikasi yang lebih terbuka ini akan mencegah terjadinya kesalahan medis.
Kelompok ini juga menambahkan sentuhan kreatif melalui sebuah lagu yang mereka ciptakan untuk menegaskan pentingnya mendengar suara pasien dan keluarga dalam upaya keselamatan:
🎶 Patient voices, loud and clear,
Family feedback, we hold dear.
Through our app, share your views,
In simple words, we want to use. 🎶
🎶 Incentives spark the trust we seek,
Building bonds, strong and unique.
A feedback loop, a constant flow,
Together, we’ll improve and grow. 🎶
Lagu ini menjadi representasi dari esensi keselamatan pasien yang ingin dicapai melalui aplikasi tersebut: keterlibatan pasien dan keluarga, transparansi, serta pemberian insentif untuk membangun kepercayaan. Dengan komunikasi yang lebih baik dan partisipasi aktif dari keluarga, diharapkan risiko kesalahan pengobatan bisa diminimalkan.
Hubungan dengan Teori Keselamatan Pasien
Solusi yang ditawarkan oleh Kelompok 1 dapat dikaitkan dengan berbagai teori keselamatan pasien yang telah dibahas dalam Handbook of Patient Safety. Sebagai contoh, teori Swiss Cheese Model dari James Reason menjelaskan bagaimana serangkaian kegagalan kecil di berbagai lapisan sistem dapat menyebabkan kecelakaan atau insiden medis yang besar. Aplikasi seperti yang diusulkan oleh Kelompok 1 berfungsi sebagai salah satu lapisan “keju” yang dapat membantu menutup lubang dalam sistem keselamatan pasien. Dengan memberikan platform bagi pasien dan keluarga untuk berkomunikasi secara real-time, aplikasi ini berpotensi mencegah beberapa kesalahan kecil yang jika dibiarkan, dapat menyebabkan masalah yang lebih serius.
Selain itu, aplikasi ini juga mendukung konsep Patient-Centered Care, di mana fokus perawatan tidak hanya pada kondisi medis pasien, tetapi juga pada kebutuhan emosional dan psikososial mereka. Ketika pasien dan keluarga merasa didengar dan dihargai, mereka lebih mungkin memberikan umpan balik yang jujur dan tepat waktu, yang pada gilirannya membantu meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan. Dalam hal ini, teknologi bukan hanya alat, tetapi jembatan yang menghubungkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan dalam kerangka kerja yang lebih kolaboratif.
Tantangan Implementasi Teknologi dalam Keselamatan Pasien
Meskipun teknologi seperti aplikasi yang dipresentasikan oleh Kelompok 1 memiliki potensi besar untuk meningkatkan keselamatan pasien, tantangan nyata sering muncul saat implementasi di lapangan. Charles Perrow, dalam teori Normal Accidents, menekankan bahwa sistem yang kompleks cenderung mengalami kesalahan yang tidak terduga, dan rumah sakit sebagai organisasi yang kompleks tidak terkecuali. Penggunaan teknologi canggih seperti aplikasi ini mungkin terdengar ideal di atas kertas, tetapi tanpa pelatihan yang tepat dan pemantauan berkala, sistem tersebut dapat menambah beban bagi tenaga kesehatan yang sudah sibuk.
Misalnya, jika aplikasi ini tidak dirancang dengan antarmuka yang mudah dipahami atau tidak disosialisasikan dengan baik, tenaga kesehatan mungkin akan menganggapnya sebagai tambahan pekerjaan yang memberatkan. Oleh karena itu, dalam mengadopsi teknologi baru, rumah sakit harus memperhatikan aspek pelatihan dan perubahan budaya organisasi yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua pihak merasa nyaman dengan perubahan yang dibawa oleh teknologi tersebut.
Dampak Keselamatan Pasien bagi Masyarakat
Inovasi seperti aplikasi keselamatan pasien ini tidak hanya berdampak pada rumah sakit sebagai institusi, tetapi juga pada masyarakat luas. Ketika rumah sakit mampu mengintegrasikan teknologi yang mendukung keselamatan pasien, kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan akan meningkat. Pasien akan merasa lebih aman dan yakin bahwa rumah sakit tempat mereka dirawat memiliki mekanisme yang dapat meminimalkan risiko bahaya medis.
Dalam perspektif sosial, teori fungsionalisme Talcott Parsons menyoroti pentingnya setiap elemen dalam masyarakat memainkan peran yang mendukung stabilitas sosial. Rumah sakit yang berfungsi dengan baik dalam menjaga keselamatan pasien berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya, jika keselamatan pasien terabaikan, kepercayaan masyarakat terhadap institusi kesehatan dapat terguncang, yang pada akhirnya mempengaruhi keseimbangan sosial.
Kesimpulan
Diskusi hari kedua konferensi ISQua memberikan pandangan yang menarik tentang bagaimana keselamatan pasien dapat ditingkatkan melalui teknologi, khususnya aplikasi yang memungkinkan keterlibatan pasien dan keluarga dalam memberikan umpan balik. Kelompok 1 tidak hanya mempresentasikan sebuah ide, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya keterlibatan aktif pasien dalam menjaga keselamatan mereka sendiri.
Namun, seperti yang diingatkan oleh berbagai teori keselamatan pasien, teknologi hanya akan efektif jika didukung oleh budaya keselamatan yang kuat dan pelatihan yang memadai. Oleh karena itu, implementasi aplikasi keselamatan pasien harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, dengan memperhatikan tantangan yang mungkin muncul di lapangan.
Pada akhirnya, keselamatan pasien bukanlah tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab bersama yang melibatkan semua pihak—dari staf rumah sakit hingga pasien dan keluarga. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan inovatif, keselamatan pasien dapat terus ditingkatkan, menciptakan lingkungan perawatan yang lebih aman bagi semua orang.
Oleh. Ahyar Wahyudi (LAFKI)
Berita