Dalam dunia yang dipenuhi oleh tuntutan, baik profesional maupun personal, pencarian akan keseimbangan menjadi salah satu tema penting dalam kehidupan modern. Hal ini juga menjadi perhatian serius bagi para delegasi LAFKI (Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia), yang baru saja menyelesaikan agenda konferensi ISQua di Istanbul. Mengambil jeda sejenak untuk mencari kedamaian di Cappadocia, perjalanan ini bukan hanya sekadar perjalanan wisata, tetapi juga menjadi metafora atas pencarian keseimbangan hidup yang diiringi oleh tanggung jawab besar sebagai penggerak dalam dunia kesehatan.
Teori Keseimbangan Hidup: Antara Tanggung Jawab dan Kehidupan Personal
Menurut teori keseimbangan kehidupan-kerja (work-life balance), individu dihadapkan pada tantangan untuk menemukan harmoni antara kehidupan kerja dan kehidupan personal. Clark (2000) dalam Work/Family Border Theory menyatakan bahwa keseimbangan ini dapat dicapai ketika seseorang mampu mengelola batas antara dua dunia tersebut secara efektif, mengurangi konflik yang mungkin muncul. Seiring dengan padatnya aktivitas para delegasi LAFKI dalam menyiapkan dan mengikuti konferensi ISQua, jeda di Cappadocia menjadi wujud nyata dari upaya pencapaian keseimbangan ini.
Tanggal 29 September, pagi buta di Cappadocia, dengan suasana tenang yang membungkus seisi alam, para delegasi LAFKI bersiap di lobi hotel Ramada by Windham Cappadocia. Ketua Umum, Dewan Pengawas, serta para pengurus pusat yang disertai beberapa surveior sekeluarga, berencana untuk merasakan keindahan yang hanya bisa ditawarkan Cappadocia—terbang tinggi di udara dalam balon yang membawa mereka menuju ketinggian 1000 feet.
Pengalaman yang Memadukan Filosofi dan Refleksi
Saat balon udara mengangkat tubuh mereka dari tanah, memberikan pandangan luas lembah Cappadocia yang megah, para delegasi tidak hanya menikmati keindahan visual, tetapi juga melakukan refleksi mendalam. Ketinggian ini menghadirkan perspektif baru tentang kehidupan. Dalam filsafat Timur, keseimbangan merupakan salah satu prinsip utama dalam harmoni kehidupan, seperti dijelaskan oleh Dalai Lama (2012), yang menyatakan bahwa manusia harus menjaga keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa. Dalam suasana Cappadocia yang menenangkan, prinsip ini dirasakan secara nyata.
Bagi para delegasi LAFKI, ketinggian ini merepresentasikan pencapaian tanggung jawab profesional yang telah mereka jalani, sekaligus menjadi momen untuk merefleksikan diri. Dalam teori Hirarki Kebutuhan Maslow, pencarian aktualisasi diri menjadi salah satu puncak tertinggi kebutuhan manusia, di mana seseorang mencari makna dan tujuan lebih dalam dalam kehidupannya (Maslow, 1943). Naik balon udara, sambil menyaksikan dunia dari sudut pandang berbeda, memberikan ruang bagi mereka untuk melakukan refleksi mendalam terhadap tujuan hidup, baik dalam konteks profesional maupun personal.
Menghubungkan Kembali dengan Alam dan Nilai-Nilai Spiritual
Seperti yang diungkapkan oleh teori Biofilia Wilson (1984), manusia memiliki ikatan bawaan dengan alam dan cenderung merasa tenang serta terhubung ketika berada dalam elemen alam yang terbuka. Pengalaman terbang di udara terbuka Cappadocia memungkinkan para delegasi LAFKI untuk menyambung kembali dengan elemen ini. Alam tidak hanya menjadi latar, tetapi juga menjadi sumber energi positif yang membantu mengembalikan keseimbangan batin.
Saat mereka mencapai ketinggian 1000 feet, dalam kesunyian udara pagi, ada perasaan seolah-olah beban dunia perlahan-lahan menghilang. Kita semua memandang takjub, membiarkan diri hanyut dalam momen ini tanpa gangguan dari hiruk-pikuk rutinitas sehari-hari.
Pagi itu terasa lebih panjang, lebih berharga, dan lebih berarti. Waktu seperti melambat ketika mereka terbang di antara awan dan lembah. Refleksi spiritual pun muncul, seperti pemikiran sufi yang mengatakan, “Ketika kamu memandang dunia dari ketinggian, ingatlah bahwa jiwamu juga seharusnya melayang bebas, tanpa terbebani oleh hal-hal yang mengikatnya di dunia.” Momen ini tidak hanya tentang fisik yang berada di atas, tetapi juga batin yang meraih ketenangan dan kebebasan.
Penutup: Keseimbangan yang Ditemukan
Pada pukul 8.12 pagi, balon kembali mendarat dengan lembut, membawa serta delegasi LAFKI kembali ke hotel untuk sarapan. Namun, mereka tidak lagi sama seperti saat mereka pertama kali melangkah ke dalam balon. Keseimbangan yang dicari akhirnya ditemukan, meski hanya sesaat, namun cukup untuk membawa mereka kembali ke jalur yang lebih mantap.
Seperti metafora sufi yang berbisik dari angin Timur, “Keseimbangan adalah seperti balon yang terbang tinggi, bebas namun tetap terkendali oleh angin yang lembut. Seperti itulah jiwa manusia harus berjalan—bebas tetapi terarah.” Cappadocia, dalam keheningannya, telah menjadi saksi bagaimana keseimbangan dapat ditemukan di antara tanggung jawab besar dan pencarian makna personal.
Dengan jiwa yang lebih ringan, para delegasi LAFKI siap untuk kembali mengemban tanggung jawab mereka, membawa pelajaran dari langit Cappadocia untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata, baik dalam pekerjaan maupun dalam hubungan dengan diri sendiri dan sesama.
Oleh : PP LAFKI
Berita