Berita

Breaking News

Inovasi Anak Muda Banua! Mahasiswa Farmasi UM-Banjarmasin Sulap Limbah Pisang & Purun Tikus Jadi Detergen Lembaran Ramah Lingkungan


BANJARMASIN, kalseltoday.com – Inovasi ramah lingkungan kembali lahir dari tangan kreatif mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UM-Banjarmasin). Lima mahasiswa Program Studi S1 Farmasi berhasil menciptakan biodetergent berbentuk lembaran (film) yang terbuat dari limbah kulit pisang kepok serta tanaman purun tikus, tumbuhan khas lahan basah Kalimantan.

Inovasi yang dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) ini digagas oleh Dhea Nadilla, Fatimah Salsabila Algina, Iqbal Nurwahid, M. Jian Prayoga (angkatan 2022), serta Qadhy Kamil Al-Banjarie (angkatan 2023). Mereka menamai produk tersebut Charvi Biodetergent.

Produk ini hadir sebagai jawaban atas masalah limbah rumah tangga sekaligus isu pencemaran lingkungan akibat deterjen konvensional. Dengan memanfaatkan kulit pisang kepok yang sering terbuang serta selulosa dari purun tikus, mahasiswa UM-Banjarmasin mampu meramu detergen yang praktis digunakan, mudah larut dalam air, dan minim residu kimia berbahaya.

“Selain berorientasi pada kebermanfaatan lingkungan, inovasi ini juga membawa misi pelestarian tanaman lokal Kalimantan. Kami ingin menunjukkan bahwa limbah dan tumbuhan lokal bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi,” ujar Iqbal Nurwahid, salah satu anggota tim.

Bentuk lembaran yang diusung Charvi Biodetergent membuat produk ini lebih ringkas, ringan, dan mudah dibawa dibandingkan detergen bubuk maupun cair. Konsep eco-friendly ini diharapkan menjadi alternatif baru bagi masyarakat sekaligus mengurangi ketergantungan pada deterjen sintetis yang berpotensi mencemari lingkungan.

Melalui riset ini, mahasiswa UM-Banjarmasin membuktikan bahwa tumbuhan lokal dapat dikembangkan menjadi produk modern bernilai tambah sekaligus mendukung ekonomi masyarakat. “Kami berharap Charvi Biodetergent bisa menginspirasi mahasiswa lain di Kalimantan untuk melahirkan karya inovatif dengan memanfaatkan potensi daerah masing-masing,” tambah Qadhy Kamil Al-Banjarie.

Dengan mengolah limbah kulit pisang kepok dan purun tikus khas Kalimantan, mahasiswa UM-Banjarmasin berhasil menghadirkan solusi alternatif yang tidak hanya praktis, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap keberlanjutan lingkungan. (Tim)

© Copyright 2022 - Kalsel Today