Setelah mengikuti rangkaian diskusi yang padat dan menyelam dalam wacana kesehatan global di Konferensi ISQua, delegasi LAFKI merasakan panggilan alam untuk meraih kembali keseimbangan. Pencarian itu membawa mereka jauh dari hiruk-pikuk Istanbul menuju Cappadocia, tempat di mana langit dan bumi seolah bersatu, dan segala penat perlahan meleleh bersama hembusan angin lembut pagi hari.
Pada 29 September, pukul 5.30 pagi, suasana hangat sudah terasa di lobby Ramada by Windham Cappadocia. Dewan Pengawas, Ketua Umum, para pengurus pusat LAFKI, serta beberapa surveior yang membawa keluarga masing-masing, berkumpul dengan semangat yang masih segar meski hari baru saja dimulai. Cappadocia yang memesona menunggu mereka, dan tak ada yang lebih sempurna untuk menyambut hari selain naik balon udara, menerobos langit dengan tenang dan damai.
Dengan sedikit canda dan tawa yang menyelingi rasa kagum, rombongan bergerak menuju lokasi keberangkatan balon. Saat balon perlahan naik, membawa mereka ke ketinggian 1000 feet, pemandangan Cappadocia yang luar biasa terbentang di bawah mereka—lembah-lembah batu yang magis, tebing-tebing eksotis, dan rumah-rumah gua yang tampak mungil dari atas. Setiap mata terpukau oleh keajaiban alam yang seolah berbisik, menawarkan ketenangan yang jarang ditemui.
Di atas sana, di tengah awan yang melayang rendah, ada momen keheningan yang penuh makna. Seperti napas panjang yang diambil setelah perjalanan panjang, para delegasi merasakan kebebasan dari beban dan tanggung jawab. Anak-anak kecil surveior memandang takjub, melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda—dari ketinggian yang mungkin tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Ada sebuah kedamaian yang menyelimuti, seolah-olah segala masalah dunia sejenak terhenti.
Suasana terasa ringan, namun juga penuh makna. Diskusi tentang akreditasi, keselamatan pasien, dan masa depan LAFKI masih muncul di sela-sela canda dan tawa. Namun, kali ini semuanya terasa lebih ringan, seperti ditiup angin Cappadocia yang lembut. Seperti pepatah sufi dari Timur Turkiye yang berbunyi, “Seperti angin yang bergerak dengan ringan, jiwa pun harus belajar mengalir tanpa beban.” Di ketinggian ini, mereka belajar untuk melepaskan—setidaknya untuk sesaat—segala beban yang mereka bawa.
Pukul 8.12 pagi, mereka kembali menjejakkan kaki di bumi, membawa serta kenangan luar biasa yang baru saja mereka ciptakan di udara. Sesampainya di hotel, sarapan menunggu mereka, terasa lebih nikmat, bukan hanya karena rasa lapar, tetapi karena hati yang lebih ringan. Perjalanan udara tersebut mengajarkan satu hal penting—bahwa keseimbangan antara tanggung jawab dan kebahagiaan bisa ditemukan, bahkan di tengah-tengah kesibukan yang menuntut.
Seperti metafora sufi yang indah, “Langit itu luas, tetapi tak pernah lelah menyambut kita yang ingin terbang tinggi.” Demikianlah LAFKI, yang kini menemukan kembali keseimbangan di langit Cappadocia, siap terbang lebih tinggi lagi, tetapi dengan jiwa yang lebih ringan dan langkah yang lebih mantap.
Oleh. PP LAFKI
Berita