MARABAHAN, kalseltoday.com – Persaingan upah panen padi di Barito Kuala (Batola) berakhir tragis. Seorang petani bernama AA (52), warga Desa Pinang Habang, Kecamatan Wanaraya, menjadi korban pengeroyokan ayah dan anak, RD dan AP, hingga harus dilarikan ke rumah sakit dengan luka serius.
Peristiwa berdarah itu terjadi pada Kamis (14/8) sekitar pukul 10.00 Wita di Handil Basirih, Desa Pinang Habang. Korban yang baru selesai memanen padi menggunakan mesin combine harvester tiba-tiba diadang kedua pelaku yang datang sambil membawa senjata tajam.
“Setelah korban turun dari mesin combine, kedua pelaku langsung menyerang menggunakan senjata tajam,” jelas Kapolres Batola AKBP Anib Bastian melalui Kasi Humas Iptu Ma’rum, Rabu (20/8).
AA sempat berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke arah persawahan. Namun nahas, ia terjatuh dan menjadi bulan-bulanan keduanya. Pisau dan parang yang dibawa pelaku menghujam pinggang dan punggung korban.
Beruntung, seorang warga yang melintas melihat kejadian itu dan segera melerai. Korban kemudian dibawa ke RSUD Ansyari Saleh Banjarmasin untuk mendapatkan penanganan medis darurat. Hingga kini, AA masih menjalani perawatan intensif pasca operasi.
Istri korban yang menerima kabar tersebut segera melapor ke Polsek Wanaraya. Polisi yang bergerak cepat berhasil menangkap AP beberapa jam setelah kejadian, sementara RD masih dalam pengejaran tim gabungan Polsek Wanaraya dan Sat Reskrim Polres Batola.
“Motif pengeroyokan disebabkan persaingan usaha. Pelaku merasa jengkel karena korban menerima upah panen lebih murah dibanding mereka,” ungkap Kasat Reskrim Polres Batola, Iptu Adhi Nurhudaya Saputra.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat pasal penganiayaan dan pengeroyokan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 351 KUHP jo Pasal 170 KUHP.
Polisi telah mengungkap identitas keduanya. RD, pria kelahiran Mei 1992, dan AP, kelahiran 6 Agustus 1969, sama-sama warga Desa Pinang Habang. Hingga kini, petugas masih memburu RD yang kabur usai kejadian. (Red)
Berita