Berita

Breaking News

Pegawai Honorer di Banjarmasin Tilap Uang Insetif 27 Ketua RT, Diduga Modal Judi Online


          
Kalseltoday,com, Banjarmasin – Dugaan serius ini terjadi di Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin. Informasi yang himpun, dana yang diselewengkan mencapai Rp100 juta.


Menurut sumber anonim ini, terduga berinisial S, bekerja sebagai honorer di kantor Kelurahan Murung Raya. Ia memang ditugasi mengurusi dana insentif tersebut.


“Dana yang semestinya disalurkan kepada 27 ketua RT itu justru digunakan untuk modal judi online,” ujarnya, Senin (03/07/2023) pagi.


“Kemudian, dananya juga dipecah-pecah. Ada yang disalurkan ke orang lain,” ujarnya.


“Sudah berbulan-bulan dana itu tidak disalurkan sebagaimana mestinya. Banyak ketua RT yang teriak-teriak,” tambahnya.


Dana yang semestinya disalurkan untuk insentif para ketua rukun tetangga (RT), malah ditilap oknum pegawai honorer kelurahan.


Saat ini oknum tersebut sudah tak lagi menampakkan batang hidungnya di kantor kelurahan.


“Yang kasihan, saya dengar PNS di kantor kelurahan itu (termasuk lurah) yang justru patungan untuk mengganti dana tersebut.”


“Ya jelas saja ada ASN yang tak mau. Yang menyelewengkan siapa, yang mengganti siapa. Setahu saya PNS di kelurahan itu berjumlah enam orang.”


Dikutip beberapa sumber, ada  wartawan mewawancarai salah seorang ketua RT. Ia bersedia dikutip, asalkan namanya tak pubilikasikan.


Dia membenarkan kabar penyelewengan dana insentif itu. “Kabar itu saya ketahui Rabu (28/6) lalu sebelum Iduladha,” ujarnya.


Ia juga membenarkan bahwa oknum S sudah menghilang. Bahkan, dikeluarkan dari grup WhatsApp kelurahan.


“Sebenarnya sudah bukan rahasia lagi. Sejumlah RT memang sudah mengetahuinya. Kami cuma tidak ingin membukanya ke grup WhatsApp,” ujarnya.


Selain S, di grup WhatsApp itu juga ada Lurah Murung Raya, Sugeng.


“Masing-masing kepala RT ini beda-beda. Kami tidak ingin masalahnya menjadi keruh,” tekannya.


Disinggung berapa nominal dana yang diselewengkan, sang ketua RT itu mengaku tak tahu. Pun demikian untuk apa duit tersebut.


Yang pasti, sudah empat bulan insentif ketua RT tak kunjung cair. Sedari bulan Maret, April, Mei dan Juni.


“Insentif yang kami terima sebagai ketua RT itu sebesar Rp650 ribu saja per bulan,” sebutnya.


Apakah sejauh ini sudah ada penjelasan dari kelurahan? Dia menjawab, pernah ada pertemuan di kantor lurah. Tepatnya, pada Senin (26/6) lalu. Pertemuan itu hanya dihadiri beberapa ketua RT saja.


“Kami hanya menanyakan mengapa insentif belum disalurkan. Tapi, saat itu jawaban dari kelurahan tak jelas.”


“Padahal, pada saat dicek langsung ke kecamatan, insentif untuk bulan Maret saja sudah cair.”


“Maksud kami, kalau ada kendala, ya dibicarakan baik-baik dalam rapat. Beberkan kendalanya di mana,”


“Kalau terlambat sebulan atau dua bulan, itu sudah biasa. Tapi ini empat bulan, sudah keterlaluan,” sambungnya.


“Sampai akhirnya, ada yang memberitahu saya bahwa ada yang memainkan. Terduganya adalah si S,” ungkapnya.


Menurutnya, ini bukan kesalahan lurah. “Kalau masalah membantu dan melayani warga, alhamdulillah lurah kami ini bagus saja,” pujinya.



Kalau ada kekeliruan, lurah cuma dianggap kurang mengawasi bawahannya saja.

“Seharusnya tiap bulan dikontrol. Apakah insentif ketua RT sudah disalurkan atau belum,” ujarnya.


“Saya rasa, rupanya si lurah tidak menanyakan juga. Pas berbulan-bulan tak disalurkan, baru ribut,” singgungnya.


Maka wajar jika para ketua RT menjadi curiga. “Kami merasa dibodohi juga. Cuma kami masih berpikir positif,” ujarnya.


Dibodohi seperti apa? Contoh sederhana, ketika para ketua RT diminta oleh S untuk membubuhkan tanda tangan selama setahun penuh untuk pencairan insentif.


“Dibilangnya agar tak repot minta stempel dan sebagainya. Setelah kejadian ini, kami baru sadar, mengapa kami justru tanda tangan duluan,” ujarnya.


Jauh sebelum persoalan ini muncul, pernah suatu ketika, insentif Rp650 itu masuk ke rekeningnya.


Bukti transfer pun lantas ia bagikan ke grup WhatsApp kelurahan. “Tapi ketika saya bagikan, si S selalu bilang agar japri saja,” tuturnya.


“Padahal maksud saya, siapa tahu di antara kami (ketua RT) ini ada yang tidak memiliki SMS atau (notif) internet banking. Jadi, mereka bisa tahu bahwa insentifnya sudah cair,” jelasnya.

“Setelah kejadian itu, saya jadi bertanya-tanya mengapa tak boleh di-share ke grup. Tapi sekali lagi saya hanya berpikir positif waktu itu,” tambahnya.

Informasi yang ia dengar, Lurah Murung Raya didampingi Bhabinkamtibmas dan Babinsa juga pernah mengunjungi kediaman si oknum.di kutip dari radarbanjarmasin.com.


“Saat itu, kami minta agar dipertemukan. Tapi ternyata oknum itu tak ada di kediamannya. Sampai saat ini juga tidak diketahui ada di mana,” ungkapnya.



Wartawan kemudian mendatangi Kecamatan Banjarmasin Selatan. Pak camat, Firdaus juga sedang tidak berada di tempat.


“Saya tidak di kantor tadi,” ujarnya lewat sambungan telepon, kemarin malam.


Ia juga mengaku belum bisa berkomentar banyak. Karena belum mengetahui secara utuh permasalahan yang terjadi.


“Saya ingin memperjelas duduk perkaranya dalam beberapa hari ke depan,” tutupnya. (Red)

© Copyright 2022 - Kalsel Today