Mitos Warga Asli Kalimantan Tak Dimangsa Buaya, Balita Tenggelam Diantarkan ke Permukaan

Foto istimewa

Kalseltoday.com, Kutai Kartanegara - Peneliti Satwa Liar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Ma'ruf menjelaskan kearifan lokal di balik mitos warga asli Kalimantan tak pernah dimangsa buaya. Mitos ini marak seiring dengan peristiwa seekor buaya Muara di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) yang mengantar jasad balita ke keluarganya.


Amir mengatakan warga asli Kalimantan terbiasa hidup di tengah habitat buaya. Sehingga mereka mengetahui kebiasaan buaya dan bisa terhindar untuk dimangsa.


"Contoh orang dayak, orang dayak punya kearifan lokal. Satu, mereka sudah tahu tempat-tempat di mana ada buaya, mereka sudah tahu perilaku buaya. Artinya ketika buaya makan jam berapa mereka tahu akhirnya mereka menghindari (dimangsa buaya)," ujar Amir Ma'ruf dikutip dari detikSulsel, Minggu (22/1/2023).


Kondisi ini berbanding terbalik dengan warga pendatang yang tidak terbiasa hidup di tengah habitat buaya. Menurutnya, warga pendatang justru rentan diserang.


"Orang di luar itu, bisa dibilang mereka nggak ngerti. Contoh orang luar, buaya pas jam makan, dia ada dimakan lah, dianggap lah sebagai mangsa," katanya.


Mitos Kerabat dengan Buaya


Selain itu, Amir mengatakan warga asli Kalimantan juga memiliki mitos kekerabatan dengan buaya. Sebagian besar warga asli Kalimantan mempercayai hal itu.


"Ada juga, ini saudaranya-saudaranya (hubungan antara manusia dan buaya), itu saya nggak ngerti," terangnya.


Sebelumnya diberitakan balita berusia 4 tahun bernama Muhammad Ziyad Wijaya tewas tenggelam saat bermain di Sungai Mahakam. Saat proses pencarian selama dua hari, seekor buaya muara tiba-tiba muncul sambil membawa jasad korban dalam kondisi utuh dan diserahkan kepada keluarganya yang berada di tepi sungai.


"Enggak ada yang hilang, semua utuh. Jadi buaya ini kalau di kita malah membantu menemukan pencarian korban," ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim Melkianus Kotta saat dihubungi detikcom, Jumat (20/01/2023).


Saat itu korban dibawa seekor buaya dari tengah sungai menuju ke tepi sungai. Pihak keluarga korban telah menunggu buaya tersebut.


"Tadi pagi saat tim bergerak melakukan pencarian orang hilang hari kedua, sekitar jam 7 pagi tim mendapat informasi keluarga bahwa mereka melihat ada seekor buaya membawa jasad manusia. Setelah dilepas ternyata jasad itu anak yang kita cari," jelas Melkianus.


"Jaraknya dari lokasi kejadian itu 1,5 kilometer. Saat buaya berada di dekat keluarga, langsung dilepaskan korban," imbuhnya. (Ven)


0/Post a Comment/Comments