KANDANGAN, kalseltoday.com — Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Hulu Sungai Selatan mencatat sejumlah capaian penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba sepanjang tahun 2025.
Berbagai program dijalankan secara terpadu, mulai dari penegakan hukum, rehabilitasi penyalahguna, hingga penguatan pencegahan berbasis masyarakat.
Kepala BNNK Hulu Sungai Selatan, Agus Winarti, S.K.M., MPH, mengatakan press rilis akhir tahun menjadi bentuk pertanggungjawaban kinerja BNN kepada publik sekaligus momentum evaluasi pelaksanaan program P4GN selama satu tahun terakhir.
“Alhamdulillah, hari ini kami telah melaksanakan press rilis BNN Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk menyampaikan capaian kinerja selama tahun 2025, baik secara umum maupun pada bidang-bidang dasar,” ujar Agus Winarti, Senin (23/12/2025).
Menurut dia, kompleksitas ancaman narkotika terus meningkat seiring beragamnya modus peredaran, munculnya narkotika jenis baru (new psychoactive substances), serta jaringan kejahatan yang semakin terorganisasi. Kondisi ini menuntut BNN untuk tetap adaptif, inovatif, dan kolaboratif.
Permasalahan narkoba juga menjadi salah satu isu strategis nasional dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan masuk dalam misi Asta Cita.
Hal tersebut menegaskan bahwa narkoba merupakan ancaman serius bagi masa depan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Penegakan hukum dan rehabilitasi
Sepanjang tahun 2025, BNNK Hulu Sungai Selatan melalui tim pemberantasan melaksanakan enam kegiatan razia dan patroli gabungan yang difokuskan pada pengawasan dan deteksi dini peredaran narkotika di lingkungan pemasyarakatan.
Kegiatan tersebut meliputi empat kali razia di Rutan Kelas IIB Rantau dan dua kali razia di Rutan Kelas IIB Kandangan.
Selain itu, BNNK Hulu Sungai Selatan juga melakukan satu kegiatan pemberantasan gabungan bersama Satuan Reserse Narkoba Polres Hulu Sungai Selatan sebagai tindak lanjut laporan masyarakat terkait dugaan peredaran gelap narkotika.
Kegiatan ini menjadi wujud sinergi antaraparat penegak hukum serta respons atas partisipasi aktif masyarakat.
Dalam aspek rehabilitasi, Agus Winarti mengungkapkan bahwa sepanjang 2025 BNNK Hulu Sungai Selatan telah memberikan layanan rehabilitasi kepada 30 klien di Klinik Pratama BNNK Hulu Sungai Selatan.
“Sebanyak 30 klien telah mengikuti rehabilitasi. Program ini bersifat berkelanjutan dan dilanjutkan dengan program pascarehabilitasi, baik di Klinik Pratama BNN maupun di Rutan Kelas IIB Kandangan,” ujarnya.
Selain itu, melalui mekanisme Tim Asesmen Terpadu (TAT), BNNK Hulu Sungai Selatan juga menangani 13 klien, dengan 12 klien direkomendasikan menjalani rehabilitasi dan satu klien direkomendasikan rehabilitasi lanjutan, sebagai penerapan pendekatan keadilan restoratif.
Pencegahan dan pemberdayaan masyarakat
Di bidang pencegahan, Agus menyebut BNNK Hulu Sungai Selatan telah melaksanakan 43 kegiatan sosialisasi tatap muka serta 9 kali edukasi melalui siaran radio sepanjang 2025.
“Program pencegahan tidak hanya dilakukan di lingkungan pendidikan, tetapi juga di lingkungan pemerintah, instansi swasta, serta masyarakat secara umum,” katanya.
Untuk memperkuat pencegahan berbasis masyarakat, BNNK Hulu Sungai Selatan menjalin lima perjanjian kerja sama dengan mitra strategis, antara lain Radio Gema Amandit, Radio Purnama Nada, IAI Darul Ulum, SDIT Qurrata’ayun, dan SDN 1 Amawang Kiri.
Program P4GN juga didukung dunia usaha melalui keterlibatan sejumlah perusahaan di wilayah Hulu Sungai Selatan.
Berdasarkan hasil pengukuran Indeks Kawasan Rawan Narkoba (IKRN) tahun 2024, dari total 148 desa dan kelurahan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebanyak 34 desa/kelurahan berstatus waspada, 86 desa/kelurahan berstatus siaga, dan 28 desa/kelurahan berstatus aman narkoba. Data tersebut menjadi dasar penentuan lokasi dan strategi intervensi program P2M.
Hingga 2025, BNNK Hulu Sungai Selatan telah membentuk 10 desa dan dua kelurahan Bersih Narkoba (Bersinar).
Salah satu kawasan prioritas adalah Desa Gambah Luar Muka, Kecamatan Kandangan, yang dikembangkan melalui penguatan peran serta masyarakat dan perangkat desa.
Sebagai penguatan, BNNK Hulu Sungai Selatan juga membentuk Unit Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) di Desa Sungai Mandala, Kecamatan Daha Utara, serta melatih 10 warga sebagai agen pemulihan untuk menjadi mitra kerja lapangan BNN.
Selain itu, BNNK Hulu Sungai Selatan melaksanakan program pemberdayaan alternatif melalui pelatihan life skill keterampilan mencukur rambut bagi 20 warga masyarakat rentan guna meningkatkan kemandirian dan produktivitas.
Edukasi pelajar dan kebijakan daerah
Upaya pencegahan di kalangan pelajar dilakukan melalui pembentukan pendidik sebaya anti narkoba di lima sekolah dan madrasah, dengan melibatkan 10 pelajar sebagai agen edukasi di lingkungan sekolah masing-masing.
BNNK Hulu Sungai Selatan juga tengah menyusun pedoman integrasi kurikulum anti narkoba di sektor pendidikan formal, sejalan dengan program nasional Ananda Bersinar sebagai arah kebijakan BNN RI ke depan.
Sepanjang 2025, penyebaran informasi dan edukasi P4GN dilakukan melalui 43 kegiatan tatap muka, 9 siaran radio, pemasangan media luar ruang, serta sosialisasi keliling di berbagai wilayah.
Dalam penguatan kebijakan daerah, BNNK Hulu Sungai Selatan bersama pemerintah daerah melaksanakan program Kabupaten/Kota Tanggap Ancaman Narkoba (IKOTAN).
Berdasarkan hasil survei IKOTAN tahun 2025, Kabupaten Hulu Sungai Selatan memperoleh indeks 3,00 dengan kategori “tanggap”, yang menunjukkan kesiapan daerah dalam mendukung pelaksanaan P4GN.
Menutup keterangannya, Agus Winarti menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi.
“Apa yang kami capai tahun ini tidak lepas dari bantuan seluruh elemen masyarakat. Terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang selama ini bersama-sama dengan BNN melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba.
Dengan semangat yang sama, mari kita wujudkan Hulu Sungai Selatan yang bersih dari narkoba,” pungkasnya. (@dw)

Berita