JAKARTA, kalseltoday.com — Jumlah korban meninggal dunia akibat rangkaian bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Sabtu (13/12/2025), total korban meninggal dunia mencapai 1.016 jiwa.
Kepala BNPB menyebutkan, bencana hidrometeorologi yang terjadi sejak akhir November 2025 itu berdampak besar di beberapa provinsi, terutama Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ketiga wilayah tersebut menjadi daerah dengan jumlah korban jiwa tertinggi akibat intensitas hujan ekstrem yang memicu banjir bandang dan tanah longsor.
Di Sumatera Utara, BNPB melaporkan ratusan korban meninggal dunia, sementara sejumlah kabupaten masih melakukan pencarian terhadap warga yang dilaporkan hilang. Proses evakuasi dan pendataan korban di beberapa wilayah masih terkendala akibat kerusakan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan, serta tertutupnya akses oleh material longsor.
“Berdasarkan data sementara yang kami himpun hingga Sabtu, 13 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatera telah mencapai 1.016 jiwa. Proses pendataan dan pencarian korban masih terus dilakukan, terutama di daerah yang aksesnya belum sepenuhnya terbuka,” ujar Kepala BNPB.
Selain korban meninggal, BNPB juga mencatat lebih dari 5.400 orang mengalami luka-luka, sementara sekitar 1,2 juta warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Para pengungsi tersebar di posko-posko darurat yang didirikan oleh pemerintah daerah dengan dukungan TNI, Polri, dan relawan.
Pemerintah pusat melalui BNPB bersama kementerian dan lembaga terkait terus mengerahkan personel serta menyalurkan bantuan logistik untuk percepatan penanganan darurat. Bantuan yang diberikan meliputi kebutuhan pangan, layanan kesehatan, air bersih, hingga peralatan berat untuk membuka akses wilayah yang masih terisolasi.
BNPB mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpeluang terjadi dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah daerah juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan serta memastikan sistem peringatan dini berfungsi dengan baik guna meminimalkan risiko korban jiwa. (Red)

Berita