Capres Ekuador, Villavicencio Ditembak Mati Usai Tinggalkan Tempat Kampanye

Foto istimewa

Kalseltoday.com, Internasional - Calon presiden Ekuador, Fernando Villavicencio, ditembak mati saat hendak meninggalkan tempat kampanye di Quito, Rabu (9/8) sore waktu setempat.


Eks wartawan dan aktivis itu merupakan satu dari delapan calon presiden Ekuador dalam pemilu yang akan berlangsung 20 Agustus mendatang. 


Insiden penembakan ini pun membuat gempar masyarakat Ekuador. Sebab Villavicencio merupakan salah satu capres yang diunggulkan dalam pemilu kali ini.


Pihak berwenang sampai saat ini belum membeberkan identitas pelaku dan motif pembunuhan politikus 59 tahun itu. Mengutip dari CNNIndonesia.com, kemungkinan alasan Villavicencio dibunuh 11 hari jelang pemilu:


1. Berantas kartel narkoba

Baru-baru ini, Villavicencio membantu mengekspos kehadiran kartel narkoba di Ekuador, termasuk kartel Sinaloa, organisasi pimpinan El Chapo terbesar berbasis di Meksiko yang terkenal sadis dan beringas.


Dilansir Reuters, pekan ini Villavicencio mengaku bahwa dia menerima ancaman pembunuhan dari bos kartel. Pada salah satu kampanye terakhirnya, dia bahkan menantang para kartel untuk menangkapnya.


"Saya tidak takut," kata Villavicencio.


"Kemari dan tangkap aku!" tantang dia.


Pihak berwenang juga telah menahan sekitar enam orang tersangka yang diyakini berkaitan dengan pembunuhan Villavicencio. Para tersangka ini disebut-sebut berkaitan juga dengan kelompok kriminal bersenjata meski belum terungkap identitasnya.


Sementara itu, pelaku penembakan sendiri tewas di tempat kejadian usai terlibat baku tembak dengan polisi.


2. Jebloskan eks Presiden Rafael Correa ke penjara

Villavicencio dikenal vokal dalam memberantas korupsi. Mantan anggota parlemen sejak 2017 ini bahkan berkontribusi dalam penyelidikan kasus suap eks Presiden Ekuador Rafael Correa.


Dia menemukan bukti penyuapan dan skema pendanaan kampanye curang selama masa pemerintahan Correa dari 2007-2017. Correa pun dijerat pidana dan dipenjara delapan tahun.


Imbas hal ini, Villavicencio dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik terhadap Correa. Dia dijatuhi hukuman penjara 18 bulan, namun melarikan diri, karena dituding melakukan spionase dan meretas email pemerintah.


3. Lantang kecam pejabat yang korupsi 

Mantan urnalis ini juga lantang dalam menyuarakan kebobrokan negara terutama soal korupsi. Villavicencio pernah mengecam eksekutif tingkat tinggi di industri minyak, pertambangan, dan listrik Ekuador, karena dianggap merugikan negara.


Bahkan, dia berani mengecam raksasa minyak China, perusahaan teknik Brasil, dan perusahaan perdagangan minyak global saat dirasa terjadi penyelewengan.


Laporan kecurigaan dia salah satunya dituangkan dalam bukunya mengenai korupsi dan polusi terkait sektor minyak Ekuador yang tengah booming.


Beberapa laporan investigasinya juga diserahkan langsung kepada jaksa federal dan Presiden Guillermo Lasso.


Salah satu laporan disebut "Laporan Petrochina", yang mengungkap bagaimana negara itu membiarkan Negeri Tirai Bambu mengendalikan begitu banyak ekspor minyaknya dengan imbalan pinjaman pemerintah senilai miliaran dolar.


Villavicencio, yang pernah bekerja di perusahaan minyak negara Petroecuador, menuding kesepakatan pinjaman itu penuh dengan korupsi dan merusak keuangan negara.


Di antara tuduhan laporannya yakni Ekuador kehilangan setidaknya 5 miliar USD atau setara Rp76 triliun pendapatan minyak karena para pejabat meminta suap senilai 70 juta USD (Rp 1 triliun) dari perusahaan perdagangan minyak global.

0/Post a Comment/Comments