Setelah menikmati sarapan di hotel, delegasi LAFKI melanjutkan perjalanan mereka untuk melakukan city tour di Cappadocia, sebuah daerah yang penuh dengan sejarah, keajaiban alam, dan keindahan yang memukau. Pagi itu terasa begitu segar, dan para delegasi, termasuk Ketua Umum, Dewan Pengawas, serta beberapa pengurus pusat dan keluarga surveior, bersemangat untuk menjelajahi tempat-tempat bersejarah yang telah lama menjadi saksi bisu peradaban.
Lembah Göreme: Keindahan dan Sejarah yang Terpahat di Batu
Destinasi pertama dalam city tour ini adalah Lembah Göreme, yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan. Lembah ini dikelilingi oleh formasi batuan yang unik, yang terbentuk secara alami selama ribuan tahun. Saat melewati lembah tersebut, para delegasi disambut oleh deretan pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam cenderamata khas Cappadocia. Aneka kerajinan tangan, patung kecil, hingga barang-barang antik yang mengingatkan kita pada kejayaan masa lalu, tersaji di sepanjang jalan.
Namun, yang menarik dari Göreme bukan hanya keindahan alamnya. Daerah ini juga menyimpan cerita sejarah yang mendalam. Dalam perjalanan ini, pemandu wisata menceritakan kisah umat Kristen yang dulu bersembunyi di lembah-lembah ini, melarikan diri dari kepungan Yahudi dan Romawi yang saat itu menguasai wilayah tersebut. Göreme menjadi tempat perlindungan mereka, dan hingga kini, jejak-jejak sejarah itu masih terlihat jelas dari gua-gua yang terpahat di tebing-tebing batu.
Ground City: Kota Bawah Tanah yang Menyimpan Rahasia
Perjalanan kemudian dilanjutkan menuju Ground City, salah satu kota bawah tanah terbesar di Cappadocia. Tempat ini dibangun oleh komunitas Kristen awal yang berusaha melindungi diri dari ancaman eksternal. Ground City adalah labirin bawah tanah yang rumit, lengkap dengan ruang pertemuan, tempat tinggal, hingga tempat ibadah yang tersembunyi jauh di bawah tanah.
Sejarah mencatat bahwa umat Kristen di daerah ini harus hidup dalam ketakutan dan persembunyian karena keyakinan mereka belum diterima secara luas. Namun, setelah kekristenan mulai diterima dan menyebar di wilayah Romawi, mereka akhirnya pindah menuju Ephesus di Izmir, sebuah kota yang kemudian menjadi pusat agama dan budaya Kristen di masa kekaisaran Romawi. Kunjungan ke Ground City memberikan perspektif yang mendalam kepada delegasi LAFKI tentang bagaimana sejarah peradaban dibentuk oleh perjuangan, keyakinan, dan adaptasi manusia terhadap keadaan.
Pink Lotus: Pesona Batu Sultanite di Cappadocia
Setelah menyusuri sejarah panjang umat Kristen di Cappadocia, delegasi LAFKI mengakhiri city tour mereka dengan kunjungan ke sebuah toko perhiasan bernama Pink Lotus. Toko ini dikenal karena koleksi batu-batu mulianya, dan salah satu batu yang menjadi kebanggaan Cappadocia adalah Sultanite. Batu Sultanite memiliki keunikan tersendiri, karena warnanya dapat berubah-ubah tergantung cahaya yang mengenainya.
Di dalam toko, para delegasi disambut dengan pemandangan yang menakjubkan dari berbagai jenis perhiasan yang terbuat dari batu mulia, termasuk Sultanite. Batu ini sangat dicari karena kecantikannya dan juga dianggap memiliki nilai sejarah dan spiritual yang kuat bagi masyarakat Turki. Beberapa delegasi tertarik untuk membeli perhiasan yang dihiasi Sultanite sebagai kenang-kenangan dari kunjungan mereka ke Cappadocia.
Kesimpulan: Refleksi atas Sejarah dan Keindahan
City tour hari ini bukan sekadar perjalanan wisata biasa. Para delegasi LAFKI telah diajak untuk menyelami jejak sejarah yang mendalam, merasakan bagaimana masa lalu memengaruhi masa kini, dan bagaimana perjuangan manusia untuk mempertahankan keyakinan mereka tetap hidup hingga hari ini. Dari lembah indah Göreme hingga kota bawah tanah yang menyimpan rahasia, hingga kilauan batu Sultanite yang penuh pesona, Cappadocia telah memberikan pengalaman yang berharga bagi delegasi LAFKI.
Perjalanan ini menegaskan kembali bahwa keseimbangan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan merupakan elemen penting dalam kehidupan. Seperti halnya batu Sultanite yang berubah warna, kehidupan juga berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang menyentuhnya. Dan seperti Cappadocia, yang tetap kokoh di tengah segala perubahan, para delegasi LAFKI pun siap menghadapi tantangan masa depan dengan tetap menghargai nilai-nilai sejarah dan budaya yang telah mereka pelajari.
Oleh : PP LAFKI
Berita