Masih di bumi Al Fatih, Hari jumat 27 September, Setelah mengunjungi fasilitas canggih Medistanbul Hastanesi, delegasi LAFKI melanjutkan perjalanan bersejarah mereka di Istanbul dengan mengunjungi makam Fatih Sultan Mehmed Khan, dikenal juga sebagai Mehmed Sang Penakluk. Kunjungan ini bukan hanya menambah wawasan sejarah tetapi juga menghormati salah satu figur paling penting dalam sejarah Turki dan dunia Islam.
Kehidupan dan Legenda Fatih Sultan Mehmed
Lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, Mehmed adalah putra keempat Murad II. Kehidupannya dipenuhi dengan tanggung jawab sejak dini, diangkat sebagai gubernur Manisa pada tahun 1443. Ia pertama kali naik takhta sebagai sultan pada usia yang sangat muda pada tahun 1444 dan kembali naik takhta setelah kematian ayahnya pada tahun 1451, menandai awal dari kepemimpinannya yang transformatif dan ambisius.
Penaklukan yang Mengubah Sejarah
Mehmed II memainkan peran kunci dalam sejarah dengan penaklukannya atas Konstantinopel pada tahun 1453, yang mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Bizantium dan menandai awal dari kebangkitan kekaisaran Turki. Pembangunan benteng Rumelihisarı merupakan salah satu langkah strategisnya untuk memblokir bantuan ke Konstantinopel dari Selat Bosporus, sebuah manuver yang kritis dalam pengepungan kota.
Penghormatan di Makam Fatih Sultan Mehmed
Makam Mehmed yang terletak di kompleks Masjid Fatih di Istanbul bukan hanya tempat peristirahatan terakhir sang sultan tetapi juga simbol penting dari era keemasan Kekaisaran Ottoman. Makam ini, yang telah menjalani berbagai upaya restorasi untuk mempertahankan keagungan sejarahnya, menjadi lokasi yang penting bagi delegasi LAFKI untuk menghormati dan menghargai warisan Mehmed.
Refleksi dan Inspirasi
Kunjungan ke makam Fatih Sultan Mehmed memberikan momen refleksi bagi delegasi LAFKI tidak hanya tentang kebesaran sejarah tetapi juga tentang inspirasi untuk masa depan. Pemikiran ke depan yang diwakili oleh Mehmed dalam upayanya mempromosikan pendidikan, seni, dan ilmu pengetahuan merupakan nilai yang sangat dianjurkan dan dihormati oleh LAFKI dalam misinya untuk memajukan mutu dan keselamatan pasien.
Kunjungan ini memperkuat komitmen LAFKI untuk tidak hanya memajukan inovasi kesehatan tetapi juga untuk memperingati dan belajar dari sejarah sebagai inspirasi dalam menghadapi tantangan masa depan. Melalui penelusuran jejak sejarah dan pembelajaran dari masa lalu, LAFKI terus mendorong batas dalam peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia dan di panggung global.
Kata JASMERAH yang digaungkan oleh Bung Karno, yaitu Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah, ternyata penerus Sultan Mehmed, yg akan menjadi panutan LAFKI dalam meniti perjuangan ke depan. Salam LAFKI
Oleh. PP LAFKI
Berita