Foto hanya ilustrasi |
Mengutip laporan dari Tribun, aksi bejat W pertama kali terungkap setelah dilaporkan oleh salah satu korbannya yang berinisial F (18) ke Polres Metro Tangerang Kota.
Dalam keterangannya, F mengaku bahwa dirinya telah menjadi korban W saat usianya 11 tahun atau baru duduk di kelas 6 SD.
Saat melakukan aksi bejatnya itu, W menggiring F ke toilet di tempat majelis saat proses belajar mengajinya selesai di kawasan Sudimara, Ciledug, Kota Tangerang.
“Saya dilecehin, dipegang-pegang kemaluannya sampai mengeluarkan cairan,” ujar F, di kutip media ini Kamis (02/01/2025)
"Pas itu masih kecil, masih usia 6 SD. Terus takut juga, sama dia juga ustaz juga,” tuturnya.
F baru berani melapor ke kepolisian enam tahun kemudian saat sudah menginjak usia dewasa. Namun, sebelum melapor, F terlebih dahulu telah menceritakan kisahnya tersebut ke orang tua dan juga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Salah satu alasan F pada akhirnya memberanikan diri untuk membongkar pengalaman pelecehan seksual yang terjadi kepadanya adalah karena menurut F dirinya bukan satu-satunya korban W. Menurut pengakuannya, korban diduga mencapai 30 orang.
“Udah makin banyak korbannya, makannya buat laporan polisi,” jelasnya.
“Berdasarkan catatan ada 30 orang. Kalau dihitung-hitung dari temen-teman saya (korban),” kata F.
Berdasarkan keterangan F, korban W rata-rata memang masih duduk di bangku SD dan SMP.
“Awalnya, korban-korbannya tuh belum ada yang berani buat speak up,” kata dia.
F mengatakan aksi W baru terungkap ketika dirinya memergoki pelaku menggiring calon korban ke toilet.
Kemudian, dia menghampiri korban dan sepakat melaporkan W ke orang tua serta ke kepolisian.
“Jadi ketahuan. Tapi saya diemin saat melakuin itu, karena enggak berani. Terus saya samperin. Lalu kita sama-sama buat laporan polisi,” kata dia. [Red]
Berita