Berita

Breaking News

Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, 2.200 Lebih Tewas dan Bantuan Terkendala

Reruntuhan Hebat di Nangarhar
Gambar ini memperlihatkan desa-desa yang rata dengan tanah; reruntuhan rumah kayu dan lumpur menyelimuti area yang terisolasi, memperlihatkan betapa parahnya kerusakan dan kesulitan akses penyelamatan.

Kabul, 5 September 2025 – Afghanistan kembali berduka setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah timur negara itu pada Minggu malam (31/8). Episentrum gempa berada di Provinsi Kunar, tepatnya di dekat Distrik Nurgal, yang kini porak poranda.

Data terbaru menyebutkan lebih dari 2.200 orang meninggal dunia dan sekitar 4.000 lainnya mengalami luka-luka. Hampir seluruh bangunan di Kunar, diperkirakan 98 persen rusak atau hancur, sementara kerusakan juga meluas ke provinsi Nangarhar, Laghman, Nuristan, hingga Panjshir.

Akses Sulit, Bantuan Terhambat

Upaya penyelamatan berjalan penuh tantangan. Medan pegunungan yang terjal, ditambah longsor akibat guncangan, membuat tim evakuasi kesulitan mencapai lokasi terdampak. Sejumlah relawan dan pasukan penyelamat terpaksa berjalan berjam-jam atau menggunakan helikopter serta airdrop untuk menjangkau para korban.

Keterbatasan pendanaan juga memperparah kondisi. Norwegian Refugee Council (NRC) hanya memiliki sekitar USD 100 ribu dari kebutuhan mendesak USD 2 juta. WHO mencatat kekurangan dana sebesar USD 3 juta untuk kebutuhan medis, sementara WFP memperingatkan persediaan pangan darurat hanya cukup bertahan empat minggu.

Respons Dunia, Tersendat Kebijakan Taliban

Sejumlah negara mulai menyalurkan bantuan. Qatar mengirimkan bantuan sekaligus mengutus seorang menteri perempuan—kunjungan pertama sejak Taliban berkuasa pada 2021. Inggris memberikan donasi sekitar £1 juta, sementara India mengirimkan tenda dan bahan pangan. Negara-negara Uni Eropa juga menyatakan siap membantu.

Namun, berbagai pembatasan yang diterapkan rezim Taliban memperumit penyaluran bantuan, khususnya bagi perempuan. Larangan pendidikan kedokteran dan pembatasan tenaga medis perempuan membuat banyak korban wanita sulit memperoleh perawatan. Ditambah lagi, isolasi internasional dan kelelahan donor global (“donor fatigue”) menghambat aliran bantuan lebih besar.

Ancaman Gempa Susulan

Kondisi makin mencekam dengan rentetan gempa susulan. Dua guncangan besar berkekuatan M5,5 pada Selasa dan M5,6 pada Jumat kembali mengguncang wilayah terdampak. Bahkan pada Kamis malam (4/9), gempa lebih besar berkekuatan M6,2 terjadi di tenggara Afghanistan.

Dalam 24 jam terakhir saja, tercatat enam kali gempa tambahan dengan kekuatan antara M4,6 hingga M5,2, membuat warga semakin panik dan enggan kembali ke rumah-rumah yang sudah rapuh.

Krisis Kemanusiaan Mengancam

Dengan jumlah korban yang terus bertambah, ribuan warga kehilangan tempat tinggal, dan ancaman gempa susulan, Afghanistan kini menghadapi salah satu bencana terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Tanpa bantuan internasional yang lebih besar dan cepat, para penyintas terancam menghadapi krisis pangan, kesehatan, dan tempat tinggal di tengah kondisi musim yang semakin ekstrem. (Red)

© Copyright 2022 - Kalsel Today