Ratusan siswa saat di tangani tim meids usai menyantap MBG |
BANDUNG, kalseltoday.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan. Sebanyak 369 siswa dari berbagai jenjang pendidikan di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan dari program tersebut. Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Ratusan siswa dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, hingga diare usai mengonsumsi makanan MBG. Dapur penyedia makanan, yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cipongkor, langsung ditutup sementara untuk investigasi lebih lanjut.
“Penanganan sudah dilakukan, termasuk evakuasi siswa ke fasilitas kesehatan. Kasus ini kita tetapkan KLB agar bisa ditangani cepat dan menyeluruh,” ujar pejabat Pemkab Bandung Barat.
Selain penutupan dapur, pemerintah daerah juga melakukan evaluasi terhadap 85 dapur MBG lain di wilayahnya. Pasalnya, banyak SPPG yang belum mengantongi sertifikasi Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) sebagaimana dipersyaratkan.
Penyebab Sementara
Kepala Staf Kepresidenan sebelumnya menyebut bahwa secara nasional sudah ada lebih dari 5.000 siswa yang terdampak keracunan MBG, dengan sebaran terbesar di Jawa Barat. Sejumlah faktor penyebab sementara yang diidentifikasi, antara lain:
-
Lemahnya pengawasan terhadap dapur dan vendor penyedia makanan.
-
Standar higiene rendah, di mana banyak dapur belum bersertifikasi SLHS.
-
Produksi makanan dilakukan dalam skala besar tanpa uji coba terbatas terlebih dahulu, sehingga rawan kesalahan teknis.
Langkah Penanganan
Badan Gizi Nasional (BGN) telah memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap pola produksi dan distribusi MBG. Sampel makanan juga sudah diambil untuk diuji laboratorium. Hasil investigasi ini diharapkan menjadi acuan perbaikan agar kasus serupa tidak terulang.
“Keselamatan siswa harus menjadi prioritas. Program ini baik, tapi pelaksanaannya harus sesuai standar keamanan pangan,” tegas BGN dalam keterangannya.
Meski sempat menimbulkan keresahan, sebagian besar siswa korban keracunan dilaporkan sudah mendapatkan penanganan medis dan kondisinya berangsur membaik. Pemerintah pusat dan daerah kini dituntut untuk memperketat pengawasan demi memastikan program MBG benar-benar bermanfaat tanpa menimbulkan risiko kesehatan. (Red)
Berita