Berita

Breaking News

BPBD Kalsel Mantapkan Renkon 2025 untuk Antisipasi Gelombang Ekstrem dan Abrasi di Pesisir


BPBD Kalsel terus memperkuat langkah mitigasi bencana dengan mematangkan penyusunan Rencana Kontingensi (Renkon) Gelombang Ekstrem dan Abrasi tahun 2025. (Foto: MC Kalsel) 

BANJARBARU
kalseltoday.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus memperkuat langkah mitigasi bencana dengan mematangkan penyusunan Rencana Kontingensi (Renkon) Gelombang Ekstrem dan Abrasi tahun 2025. Penyusunan dokumen strategis ini dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di salah satu hotel di Banjarbaru, Selasa (18/11/2025).

Plt. Kepala BPBD Kalsel, Gusti Yanuar Noor Rifai, yang diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bambang Dedi Mulyadi, menyebut bahwa penyusunan Renkon merupakan bagian krusial dalam meningkatkan kesiapsiagaan daerah, terutama menghadapi ancaman bencana pesisir yang bisa terjadi secara tiba-tiba.

“Sesuai Peraturan BNPB Nomor 2 Tahun 2023, rencana kontingensi adalah dokumen perencanaan yang disusun untuk menghadapi ancaman bencana tertentu. Bagi wilayah pesisir Kalimantan Selatan, ancaman gelombang ekstrem dan abrasi adalah risiko nyata yang harus diantisipasi secara serius,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Renkon tidak hanya menjadi dokumen administratif, tetapi menjadi pedoman operasional lintas sektor dalam menghadapi kondisi darurat. Karena itu, diperlukan skenario terburuk yang jelas dan penentuan peran setiap instansi.

“Renkon harus disusun secara partisipatif. Kita semua perlu menyepakati skenario terburuk, siapa melakukan apa, kapan, dan dengan sumber daya apa. Koordinasi ini harus dibangun sebelum bencana benar-benar terjadi,” jelasnya.

Dalam FGD tersebut, para peserta dari berbagai instansi diminta melengkapi data yang dibutuhkan, mulai dari profil lembaga hingga pemetaan sumber daya. Data ini nantinya menjadi dasar saat Renkon resmi diaktifkan sebagai rencana operasi penanganan darurat.

“Pemetaan sumber daya sangat penting. Tanpa data yang jelas tentang personel, peralatan, dan logistik, kita akan kesulitan merespons situasi darurat dengan cepat dan tepat,” tambah Bambang.

Ia menekankan bahwa potensi gelombang ekstrem dan abrasi menuntut penanganan yang responsif dan terkoordinasi. Karena itu, kontribusi aktif peserta dibutuhkan agar dokumen Renkon yang disusun benar-benar aplikatif.

“Harapan kami, FGD ini menghasilkan draf Renkon yang solid, adaptif, dan siap menjadi pedoman kesiapsiagaan kita bersama. Tujuannya satu, menjadikan Kalimantan Selatan semakin tangguh menghadapi bencana,” ujarnya.

Bambang juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh instansi yang turut terlibat. Ia berharap dokumen Renkon dapat langsung dijalankan saat kondisi darurat terjadi.

“Semoga kita semua dijauhkan dari berbagai ancaman bencana, dan semoga upaya perencanaan ini benar-benar meningkatkan kesiapsiagaan kita di wilayah pesisir Kalsel,” tutupnya. (MC Kalsel/Ril) 

© Copyright 2022 - Kalsel Today