Berita

Breaking News

Kisah dan Keteladanan Nabi Ishaq AS yang Patut Dijadikan Pelajaran!

Foto hanya ilustrasi

Kisah Nabi Ishaq penuh pesan moral yang bagus diajarkan pada anak-anak. Salah satunya hikmah kesabaran dalam menanti kelahiran Nabi Ishaq yang lahir dari seorang ibu berusia 90 tahun.

Sebagai orang tua, Bunda tentunya ingin agar anak tumbuh dengan pengetahuan yang luas akan agama yang dipeluk. Karena dari pengetahuan itu, harapnya anak akan belajar untuk meneladani sikap dari segala kisah yang diketahuinya.

Ada satu kisah tentang Nabi Ishaq, seorang nabi yang kelahirannya dikenal sebagai mukjizat bagi kedua orang tuanya. Kisah dari Nabi Ishaq, sedari ia lahir sampai wafat, adalah satu cerita yang cocok untuk didengar anak-anak. Yuk, simak ceritanya, Bunda!

Kisah kelahiran Nabi Ishaq, lahir saat Ibunda Berusia 90 Tahun 

Nabi Ishaq AS lahir di kota Hebron, tahun 1897 sebelum Masehi. Ia adalah putra kedua dari keturunan Nabi Ibrahim AS dengan istrinya yang bernama Siti Sarah.

Saudaranya merupakan seorang nabi juga, yaitu Nabi Ismail AS. Mereka berdua adalah putra dari Nabi Ibrahim AS, hanya saja berbeda ibu.

Sebagaimana namanya disebut dalam QS Al-Baqarah ayat 133 dan 136:

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Am kuntum syuhadā'a iż ḥaḍara ya‘qūbal-maut(u), iż qāla libanīhi mā ta‘budūna mim ba‘dī, qālū na‘budu ilāhaka wa ilāha ābā'ika ibrāhīma wa ismā‘īla wa isḥāqa ilāhaw wāḥidā(n), wa naḥnu lahū muslimūn(a).

Artinya: “Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.” (QS Al-Baqarah 133).

قُوْلُوْٓا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَمَآ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۚ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Qūlū āmannā billāhi wa mā unzila ilainā wa mā unzila ilā ibrāhīma wa ismā‘īla wa isḥāqa wa ya‘qūba wal-asbāṭi wa mā ūtiya mūsā wa ‘īsā wa mā ūtiyan-nabiyyūna mir rabbihim, lā nufarriqu baina aḥadim minhum wa naḥnu lahū muslimūn(a).

Artinya: “Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman), “Kami beriman kepada Allah, pada apa yang diturunkan kepada kami, pada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya‘qub dan keturunannya, pada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, serta pada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.” (QS Al-Baqarah 136).

Kata “Ishaq” dalam namanya berasal dari Bahasa Ibrani, yang berarti tertawa. Penamaan ini dikarenakan kelahiran Nabi Ishaq membawa kebahagiaan bagi kedua orang tuanya. Sang ibu, Siti Sarah, begitu senang hingga tersenyum lebar saat menyambut kelahiran putra keduanya itu.

Mengutip dari buku Asyik Belajar Sejarah Islam di laman Kementerian Agama, diketahui bahwasanya beliau lahir pada saat kedua orang tuanya sudah berusia lanjut. Saat itu, ibunya berumur 90 tahun, sedangkan Nabi Ibrahim berumur 100 tahun. Usia yang sangat tua untuk memiliki seorang keturunan lagi.

Hadirnya Nabi Ishaq AS di dunia ini adalah hasil doa permohonan Siti Sarah pada Allah SWT. Dengan penuh rasa tulus dan iman, ia berdoa dengan khusyuk, meminta diberikan kelahiran seorang putra untuk datang ke pelukannya.

Kemudian, datanglah para malaikat utusan Allah: Jibril, Mikail, dan Israfil, membawa kabar bahagia pada pasangan suami istri itu. Diberitakan bahwasanya Allah SWT mengabulkan doa Siti Sarah, dan ia akan melahirkan anak laki-laki bernama Ishaq, yang kelak menjadi seorang nabi.

Mendengar kabar itu, Siti Sarah sangat bahagia akan kesempatan yang diberikan Allah SWT, terlepas dari umurnya yang sudah tua. Kejadian ini diceritakan dalam QS Hud ayat 71:

وَٱمْرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَٰهَا بِإِسْحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَٰقَ يَعْقُوبَ

wamra`atuhụ qā`imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi`is-ḥāqa wa miw warā`i is-ḥāqa ya'qụb

Artinya: "Dan istrinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya) Ya'qub,"

Cerita keteladanan Nabi Ishaq semasa hidupnya

Semasa hidupnya, kisah Nabi Ishaq AS diisi dengan bagaimana ia begitu disanjung dalam sikapnya sebagai pemimpin. Beliau juga begitu disukai atas cara berdakwahnya yang menyentuh hati umat yang mendengar.

Kisah dari sifat keteladanan Nabi Ishaq tidak hanya berbuat baik saat ia diangkat menjadi nabi. Sedari kecil, beliau sudah begitu taat pada kedua orang tua dan suka membantu orang di sekitarnya.

Dikutip dari buku Nabi Ishaq AS: Rasul Yang Kesalehannya Dipuji Allah SWT karya Yayat Sri Hayati dan Tim Divaro, Nabi Ishaq tumbuh dengan sifat baik dan taat, sebagaimana Nabi Ibrahim AS mengajarkannya.

Ia beranjak menjadi sosok yang begitu saleh, jujur, serta bertanggung jawab. Kerap kali, Nabi Ishaq ikut berkeliling dengan ayahnya dalam berdakwah dan berdagang di daerah Syam. Keramahtamahan yang dimiliki membuatnya begitu disukai banyak orang.

Begitu Nabi Ishaq berumur 40 tahun, ia diutus oleh Allah SWT sebagai nabi untuk melanjutkan perjuangan Nabi Ibrahim menyebarkan ajaran agama yang benar. Ia menjadi sosok pemimpin bagi penduduk Kan’an, kaum yang dipimpinnya.

Pengangkatan Nabi Ishaq AS menjadi nabi juga dijelaskan dalam Quran surah Ash-Shaffaat ayat 113 yang berbunyi sebagai berikut:

وَبَٰرَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَىٰٓ إِسْحَٰقَ ۚ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ مُبِينٌ

Wa bāraknā ‘alaihi wa ‘alā isḥāq(a), wa min żurriyyatihimā muḥsinuw wa ẓālimul linafsihī mubīn(un).

Artinya: "Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan diantara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata." (QS. Ash-Shaffaat: 113).

Juga dalam QS Al-Anbiya ayat 72 dan 73:

وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ

Wa wahabnā lahū isḥāqa wa ya‘qūba nāfilah(tan), wa kullan ja‘alnā ṣāliḥīn(a).

Artinya: "Kami juga menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq (anak) dan sebagai tambahan (Kami anugerahkan pula) Ya‘qub (cucu). Masing-masing Kami jadikan orang yang saleh."

وَجَعَلْنٰهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرٰتِ وَاِقَامَ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءَ الزَّكٰوةِۚ وَكَانُوْا لَنَا عٰبِدِيْنَ ۙ

Wa ja‘alnāhum a'immatay yahdūna bi'amrinā wa auḥainā ilaihim fi‘lal-khairāti wa iqāmaṣ-ṣalāti wa ītā'az-zakāh(ti), wa kānū lanā ‘ābidīn(a).

Artinya: "Kami menjadikan mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk atas perintah Kami dan Kami mewahyukan kepada mereka (perintah) berbuat kebaikan, menegakkan salat, dan menunaikan zakat, serta hanya kepada Kami mereka menyembah."

Dalam berkegiatan dakwah, Nabi Ishaq melakukannya dengan cara berbicara yang ramah dan lemah lembut. Sehingganya, ia mampu memikat hati para pendengar dakwahnya. Tuturan kata yang diucapkannya berhasil menyampaikan ajaran agama yang penuh ilmu dan manfaat.

Tidak ada kekerasan satupun yang ia lakukan semasa berdakwah. Rasa damai dan santun selalu terasa oleh umatnya tiap kali Nabi Ishaq melakukan dakwah. Oleh karenanya, kaum Kan’an begitu senang atas kehidupan tentram dan rukun yang dipimpin oleh Nabi Ishaq, utusan Allah SWT.

Sifat dan sikap yang dilakukan Nabi Ishaq sehari-hari merupakan contoh keteladanan yang ditiru oleh kaumnya. Oleh sebab itu, limpahan kemakmuran dan kesejahteraan selalu terasa bagi mereka.

Mukjizat Nabi Ishaq AS yang dikaruniai umur panjang dan ilmu yang tinggi

Dengan sifat dan sikap yang taat akan perintah Allah serta perilakunya yang menandakan begitu banyak tanda kenabian, Nabi Ishaq pun diutus menjadi nabi oleh Allah SWT saat beliau berumur 40 tahun.

Menjadi nabi membuatnya ditugaskan untuk melanjutkan dakwah sang ayah, menyebarkan ajaran agama yang benar. Allah SWT melimpahkan beberapa mukjizat untuk Nabi Ishaq.

1. Karunia umur yang panjang

Nabi Ishaq dikaruniai umur hingga 180 tahun, sebagaimana dikutip dari buku Nabi Ishaq AS: Rasul Yang Kesalehannya Dipuji Allah SWT, penerbit Erlangga For Kids (2016).

Beranjak memasuki umur dewasa, Nabi Ishaq seringkali ikut dan membantu ayahnya, Nabi Ibrahim AS, dalam berkeliling untuk berdakwah di daerah Syam dan sekitar. 

Hingga ia juga diangkat menjadi seorang nabi, Nabi Ishaq mengajak untuk kaumnya beribadah kepada Allah SWT dengan melaksanakan shalat. Beliau dengan penuh suka cita dalam melakukan tugas dakwahnya itu, sehingga Allah SWT melimpahkan mukjizat umur yang begitu panjang padanya.

2. Berakhlak dengan ilmu yang tinggi

Lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga yang saleh, Nabi Ishaq AS beranjak menjadi sosok yang penuh akhlak dan ilmu agama yang mumpuni dibandingkan orang lain. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS Shad ayat 45:

وَاذْكُرْ عِبٰدَنَآ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ اُولِى الْاَيْدِيْ وَالْاَبْصَارِ

Ważkur ‘ibādanā ibrāhīma wa isḥāqa wa ya‘qūba ulil-aidī wal-abṣār(i).

Artinya: “Ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya‘qub yang mempunyai kekuatan (dalam taat kepada Allah) dan ilmu-ilmu (yang tinggi).

3. Keturunan yang saleh

Di umur yang mencapai 40 tahun, saat Nabi Ishaq diutus menjadi nabi, di saat itu juga ia diajak berbicara dengan ayahnya. Nabi Ibrahim khawatir dengan putranya yang belum menikah di waktu dirinya yang semakin tua.

Oleh karenanya, beliau meminta pelayan mencari seorang perempuan untuk putranya. Hingga akhirnya, Nabi Ishaq menikah dengan wanita Irak bernama Rafqah.

Keduanya menikah dan menetap di Palestina dan hidup dengan bahagia. Sayangnya, keluarga kecil itu belum dikaruniai seorang anak selama 10 tahun usia pernikahannya.

Meskipun begitu, Nabi Ishaq dan Rafqah tetap bersabar dan taat pada Allah SWT, hingga pada satu hari istri Nabi Ishaq hamil dan melahirkan dua orang putra kembar, bernama Ish dan Yakub.

Ish yang kemudian menjadi nenek moyang bangsa Romawi, dan Yakub menjadi seorang nabi bangsa Bani Israil.

Abu Hurairah ra meriwayatkan sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya orang yang mulia, anak orang mulia, anak orang mulia adalah Yusuf bin Yakub bin Ishaq bin Ibrahim." (HR. Imam Ahmad)

Cerita wafatnya Nabi Ishaq 

Menjalani hidupnya dengan segala tugas kenabian dengan dakwah agama sebagai utusan Allah SWT, Nabi Ishaq AS mencapai batas waktunya. Dengan limpahan amalan yang dilakukannya, Nabi Ishaq terpilih dan dipuji akan sifat saleh yang dimilikinya.

Mengutip dari buku 77 Pesan Nabi untuk Anak Muslim oleh Abu Alkindie Ruhul Ihsan dan Abu Azka, dikatakan bahwa Nabi Ishaq AS wafat di Khaleel, Palestina. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di usia 180 tahun. Yang kemudian jasadnya dikebumikan bersebelahan dengan makam ayah dan ibunya, Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah. 

Makam keluarga tersebut terletak di gua Makfilah, yang di mana saat ini berdiri sebuah bangunan Masjid Ibrahim di atas gua tersebut.

Itulah kisah singkat Nabi Ishaq AS, dari beliau lahir hingga wafat. Segala sikap teladan dan mukjizat yang dikaruniainya, semoga dapat memberikan contoh pada yang membaca. 

© Copyright 2022 - Kalsel Today